Selasa, 13 Maret 2018

Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara

RUMAH ADAT BALOY KALIMANTAN UTARA



















Rumah adat terkenal dari masyarakat Kalimantan Utara disebut Rumah Baloy. Rumah adat ini merupakan hasil kebudayaan seni arsitektur dari masyarakat suku Tidung, Kalimantan Utara. Seperti suku lainnya, suku Tidung ini mempunyai kebudayaan dan model rumah adat sendiri. Walaupun rumah adat ini masih menggunakan sejumlah tiang tinggi pada bagian bawahnya, bentuk bangunan rumah adat ini terlihat lebih modern dan modis. 

Diduga rumah adat ini adalah hasil pengembangan arsitektur Dayak dari Rumah Panjang (Rumah Lamin) seperti yang dihuni oleh suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Rumah adat ini berbahan dasar kayu ulin Rumah Baloy dibangun menghadap ke utara, sedangkan pintu utamanya menghadap ke selatan.

Di dalam Rumah Baloy terdapat empat ruang utama yang biasa disebut Ambir, yaitu:
1. Ambir Kiri (Alad Kait), adalah tempat untuk menerima masyarakat yang mengadukan perkara, atau masalah adat. 

2. Ambir Tengah (Lamin Bantong), adalah tempat pemuka adat bersidang untuk memutuskan perkara adat.

3. Ambir Kanan (Ulad Kemagot), adalah ruang istirahat atau ruang untuk berdamai setelah selesainya perkara adat. 

4. Lamin Dalom, adalah singgasana Kepala Adat Besar Dayak Tidung. Pada bagian belakang Rumah Baloy ini, ada bangunan yang dibuat di tengah-tengah kolam yang disebut dengan Lubung Kilong. Bangunan ini adalah sebuah tempat untuk menampilkan kesenian suku Tidung, seperti Tarian Jepen. Di belakang Lubung Kilong ini, ada lagi sebuah bangunan besar yang diberi nama Lubung Intamu, yaitu tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, seperti acara pelantikan (pentabalan) pemangku adat atau untuk acara musyawarah masyarakat adat se-Kalimantan. 

Ditinjau dari sisi arsitektur dan dari sisi budaya, rumah adat Baloy sebagai Rumah adat Kalimantan Utara disebut memiliki beberapa ciri khas dan keunikan tersendiri. Keunikan-keunikan tersebut selain dapat digunakan sebagai ciri penanda juga memiliki beragam nilai filosofis yang menggambarkan pola kehidupan masyarakat suku Tidung. Ciri khas dan keunikan tersebut antara lain: Rumah baloy dilengkapi dengan beragam ukiran terutama di bagian risplang dan atap. Ukiran biasanya terkait dengan kehidupan laut yang menggambarkan bahwa masyarakat Tidung adalah masyarakat nelayan dan pelaut. Rumah baloy terbagi menjadi beberapa ruangan yang fungsinya selalu terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. 

Cara Membuat Kerajinan Batik Tulis Lukis

Cara Membuat Batik Tulis Lukis


Alat dan bahan yang diperlukan:

1. Canting untuk menggambar.
Canting Batik
Canting Batik
2. Malam (lilin untuk membatik) dan kompor dan wajan untuk mencairkan malam.
Malam batik, kompor listrik dan wajan
Malam batik, kompor listrik dan wajan

3. Pewarna batik Remasol.
Pewarna kimia batik (Remasol)
Pewarna kimia batik (Remasol)

4. Waterglass untuk proses kancing warna (agar tidak luntur).
Waterglass untuk kancing warna batik (agar tidak luntur)
Waterglass untuk kancing warna batik (agar tidak luntur)


Berikut langkah-langkahnya :

Di sini adalah cara membuat sebuah batik dengan motif kumpulan ikan yang sedang berenang di air laut yang beriak.  

1. Langkah pertama adalah siapkan kain mori (kain yang biasa digunakan untuk membatik) dari bahan katun.  Lalu buat pola motif batik yang kita inginkan menggunakan pensil pada kertas karton, yang nantinya akan saya gunakan sebagai acuan agar memudahkan menggambar di kain.

2. Menjiplak /Ngemal (taruh karton di atas meja kaca lalu taruh kain di atasnya sehingga memudahkan kita memindah gambar dari karton ke kain mori).

3. Siapkan canting dan cairan malam (malam khusus batik, bisa kita dapatkan di toko-toko yang menjual alat-alat membatik) yang sudah dipanaskan di atas kompor, lalu ciduk cairan malamnya agar tertampung pada cantingnya.
Goreskan mengikuti sketsa pola pada kain yang tadi. Jangan lupa cairan malamnya harus tembus ke belakang kain. Lakukan terus sampai seluruh kain selesai dicanting.

Bagian kain yang tertutupi oleh malam itu yang nanti warnanya akan tetap putih.
Langkah-langkah diatas itulah yang disebut teknik canting. Karena disini kita menggunakan dua teknik sekaligus yaitu teknik canting dan teknik colet, jadi mari kita lanjut ke teknik coletnya.

4. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memilih warna
Untuk mewarnai motif pada batik kita. Disini saya menggunakan pewarna kimia yaitu Remasol. Kenapa saya memilih remasol, karena pewarna ini mudah digunakan untuk pemula, karena tinggal mencampur dengan air dingin saja. Disamping itu pewarna remasol memiliki karakter warna yang cerah.

5. (Pewarnaan) Ambil kuas, celupkan kuas pada pewarna remasol, lalu lukiskan pada kain seolah-olah kita sedang mewarnai/melukis. Lukiskan sampai seluruh kain diisi warna.Inilah yang di sebut teknik colet.

Sekarang proses nyanting dan nyolet selesai. Yang dicanting waktu pertama itu untuk menghasilkan warna putih dan yang dicolet untuk menghasilkan warna warna lain. Setelah selesai kita tunggu kain yang telah diwarna mengering dan tunggu beberapa saat.

6. Proses selanjutnya adalah proses kancing warna, yaitu proses perendaman batik pada larutan waterglass supaya batik yang kita buat tidak mudah luntur. Caranya: gunakan waterglass secukupnya hanya sampai kain tampak basah saja. Pencelupan pada waterglass ditunggu semalam. Setelah itu kain diangkat kemudian dibilas dengan air bersih sampai hilang warna warna residu yang menempel pada batik. Setelah itu angkat dan tiriskan di tempat teduh sampai tidak ada air lagi yang menetes dari kain.

7. Sekarang tinggal melepaskan malam/lilin dari kain. Caranya panaskan beberapa liter air yang telah dicampurkan dengan soda kostik, panaskan sampai mendidih. Lalu masukan kain tadi ke dalam air tersebut sambil diaduk aduk dan sesekali diangkat sedikit, proses inilah yang disebut dengan pelorodan. Maka malam yang menempel di kain akan meleleh dan terlepas dari kain saat proses pelorodan tersebut.

8. Jika malam sudah tidak menempel di kain, cepat cepat kain di masukan ke dalam air dingin lalu dikucek-kucek menggunakan tangan agar sisa-sisa malam yang menempel dapat seluruhnya terangkat. Jika kain sudah bersih seluruhnya dari sisa-sisa malam, kain dapat dijemur dan diperlakukan seperti kain biasa lain.


Batik tulis lukis motif ikan yang sudah selesai

Ini adalah foto Batik tulis lukis motif ikan yang sudah jadi/selesai



BatikTulis

Batik Tulis



Batik Tulis Solo

Batik Tulis Solo


Batik Tulis adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan merupakan sebuah bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa pada jaman dahulu kala menjadikan keterampilan membuat batik tulis sebagai pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga, jadi pada jaman dahulu kala membuat batik tulis adalah pekerjaan yang sangat istimewa bagi para wanita hingga sampai dengan ditemukannya “Batik Cap” yang memberi kesempatan kepada para pria mencoba bidang batik tulis ini.

Tradisi membuat batik tulis pada awalnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang kemudian dilanjutkan secara turun temurun, corak batik tulis tersebut dapat dikenali berasal dari batik tulis keluarga tertentu. Beberapa corak batik tulis dapat mewakili kasta seseorang. Bahkan hingga sekarang, beberapa corak atau motif batik tulis tadisional hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Seni pewarnaan kain batik tulis dengan menggunakan malam (lilin khusus untuk membatik) adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik tulis juga diterapkan di Tiongkok serta di India dan Jepang. Di Afrika, teknik seperti batik tulis dikenal di Nigeria dan Senegal. Di Indonesia, batik tulis dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit.

Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik tulis di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik tulis ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik tulis adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi dari nenek moyang dalam membuat batik tulis.

Menurut G.P. Rouffaer, pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Corak-corak tersebut hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat khusus yang disebut canting, sehingga kemungkinan bahwa canting ditemukan di daerah Jawa. Detil ukiran kain batik tulis yang menampilkan pola yang rumit hanya dapat dibuat dengan canting yang telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.

Kesenian batik bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu seni batik keraton (Surakarta dan Yogyakarta) dan seni batik pesisir. Motif seni batik keraton banyak yang mempunyai arti filosofi, sarat dengan makna kehidupan. Gambarnya rumit/halus dan paling banyak mempunyai beberapa warna, biru, kuning muda atau putih. Motif kuno keraton seperti pola panji (abad ke-14), gringsing (abad 14), kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan parang, serta motif anyaman seperti tirta teja.

Batik  pesisir memperlihatkan gambaran yang lain dengan batik keraton. Batik pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna. Mereka lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan keraton dan sedikit sekali yang memiliki arti filosofi. Batik tulis pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh masyarakat Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik tulis, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.


 Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.

Gambar batik tulis juga bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus. Warna dasar kain  biasanya  lebih muda dibandingkan dengan warna goresan motif (batik tulis putih/tembokan). Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain  biasanya  tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya.

Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap.

Motif Batik Suku Dayak

 Motif Batik Suku Dayak



Motif burung enggang adalah motif yang sering digunakan dalam kegiatan seni suku dayak. Motif ini juga merupakan ciri-ciri pembeda dari kesenian lainnya yang ada di Indonesia. Motif burung enggang dapat kombinasikan dengan motif naga dan sulur atau akar-akaran.
Burung enggang dan naga merupakan simbol penguasa alam. Mahatala atau Pohotara adalah penguasa alam atas yang disimbolkan sebagai burung enggang gading.
Menurut kepercayaan suku dayak, Mahatala atau Pohotara ini merupakan jelmaan dari panglima burung yang datang pada saat peperangan. Oleh sebab itu simbol ini adalah simbol yang paling dominan dalam ukiran dan motif suku dayak.
Sedangkan motif naga banyak digunakan dalam gambaran seni suku dayak. Menurut masyarakat adat, naga yang dikenal dengan nama Jata atau Juata dianggap sebagai simbol penguasa alam bawah.
Motif lainnya adalah motif anjing yang biasa di ukirkan pada lukisan tentang pengenalan kehidupan masyarakat suku dayak. Dalam cerita rakyat suku dayak, anjing adalah binatang jelmaan dewa yang di usir dari kayangan dan diturunkan ke bumi untuk menjaga manusia.
Motif ini bisa dilihat pada motif pohon kehidupan masyarakat suku dayak. Pada dasarnya suku dayak membuat motif anjing sebagai rasa syukur atau terimakasih kepada para hewan peliharaan mereka yang selalu menjaga dan menemani mereka pada saat berburu serta selalu setia kepada pemiliknya.

Batik Dayak


Batik Dayak
Tidak hanya kaya akan kebudayaan dan adat istiadatnya. Suku dayak juga mempunyai salah satu kreasi khas masyarakatnya, yaitu batik dayak. Batik khas dayak ini banyak dijadikan buah tangan oleh para wisatawan yang berkunjung ke suku dayak.
Batik dayak mempunyai motif yang sangat khas yang tidak terdapat pada jenis batik lainnya yang ada di Indonesia. Seiring dengan perkembangannya, batik khas suku dayak juga turut mengikuti perkembangan zaman modern.
Hal ini terlihat dari pemilihan motif dan warna kain batik yang semakin bervariasi dan modern. Perubahan motif dan warna ini tentu menjadi salah satu cara untuk mengikuti perkembangan tren terbaru. Dimana hal ini menjadi kunci utama untuk menjadikan batik dayak tetap bertahan hingga pada saat ini.
Apalagi seiring dengan masuknya era digital maka eksistensi batik pun semakin kian diakui di kalangan masyarakat Indonesia dan bahkan sampai ke Mancanegara. Hal ini membuktikan walaupun masih sangat tradisional, tetapi dengan melakukan adaptasi dengan tren masa kini, maka tradisi tersebut akan tetap masih hidup bahkan di era yang serba modern seperti ini.

Senin, 12 Maret 2018

Cara Membuat Anyaman Dari Rotan

Cara Membuat Anyaman dari Rotan


Rotan adalah sejenis tumbuhan menjalar yang panjangnya bisa mencapai 100 meter. Batang dari rotan ini sangatlah kuat, apalagi jika sudah dikeringkan. Rotan kering akan menjadi semakin kuat dan juga tahan dari pembusukan. Tumbuhan rotan banyak ditemukan di hutan-hutan Kalimantan, Sulawei dan juga Sumatera.
Rotan sekarang sudah bertambah nilai jualnya, apalagi jika dibuat peralatan rumah dalam bentuk meja, kursi, tempat aksesoris kotak tisu dan masih banyak lagi. Semua bentuk barang dari rotan biasanya mudah dibentuk dan akan berharga lebih tinggi dari biasanya jika didesain dan dibuat seunik mungkin. Kamu tertarik untuk membuat barang dari anyaman rotan? Sangat gampang kok, yuk lihat cara membuat kotak pensil dari anyaman rotan.
Barang yang diperlukan untuk membuat tempat pensil ini adalah rotan kering, gunting, cat, kuas dan cetakan bisa berupa kaleng bekas. Kemudian kita mulai membuat anyaman rotannya. Pertama-tama rendam semua rotan kedalam air. Merendam rotan ini sangat penting untuk kelenturan rotan dan juga untuk pengamanan mungkin saja ada serat rotan yang tajam dan melukai jari kamu.
Kemudian ambil 3 lembar rotan dengan panjang 4 cm dan 2 bilah rotan panjang sebagai rotan yang akan menjadi alas dari anyaman rotan tempat pensil. Buat 3 rotan untuk menjadi tumpuan sumbu dengan melingkarkan 2 rotan panjang menjadi simpul, setelah simpul jadi lilitkan memutar membentuk bentuk obat nyamuk bakar sebanyak 3 putaran.
Setelah 3 putaran jadi, mulai membuat anyaman bagian alas dengan membentuk seperti pusat jaring laba-laba. Terus perlebar alas sampai ukuran yang kamu inginkan, kemudian bengkokkan jaring laba-labatersebut keatas sehingga membentuk tabung.
Nah dari sini kamu akan mulai menganyam bentuk sebenarnya dari tempat pensil. Tempatkan cetakan yang berupa kaleng bekas sebagai pembentuk dasar dan sebagai acuanmu agar bentuk tabung tidak mengecil ataupun membesar.
Anyam dengan hati-hati tiap lembar rotan sehingga mencapai bentuk yang kamu inginkan. Setelah mencapai ketinggian yang kamu inginkan, gunting sisa-sisa rotan yang tidak rapi. Dan langkah terakhir adalah memberi hiasan dengan cat warna, gambar agar tidak terlihat monoton dan lebih sedap dipandang.




Kerajinan Ukiran Kayu

Ukiran Kayu

Ukiran kayu ulin yang menjadi pondasi rumah adat di Desa Pimping bercita rasa seni tinggi. Sebuah desa yang berada di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara ini menyimpan segudang seniman pahat. Untuk membuat pondasi ukiran kayu membutuhkan puluhan orang dan waktu penggarapan selama sebulan penuh.      

Ukiran kayu ulin ini menggambarkan filosofi leluhur, Kalong Tefazo Zinyilo Baza, yang bermakna ajaran nenek moyang mengenai gotong-royong, hidup saling menghormati dan kekeluargaan.

Inspirasi ukiran kayu diambil dari alam belantara Kalimantan yang sudah dipakai oleh para leluhur. Membuat ukiran satu batang kayu membutuhkan 20 orang, membuat ukiran kayu mesti ada penjiwaan, tidak boleh ada keterpaksaan. Karya ukiran jika tanpa dilandasi penjiwaan, hasilnya tidak akan maksimal, yang penting modalnya adalah fokus dan ketekunan.





Satu contoh karya seni pahat warga Desa Pimping Kalimantan Utara 
 
Satu contoh karya seni pahat warga Desa Pimping Kalimantan Utara

Kerajinan Batik Tarakan

                              Batik Tarakan

Batik merupakan kerajinan khas yang tersebar di seluruh Indonesia. Hampir setiap wilayah menghasilkan batik sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing. Tak terkecuali Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Batik hasil suku asli Tidung ini memiliki nama Batik Tarakan. Motif-motif batik Tarakan ini biasanya terinspirasi dari kekayaan alam Kota Tarakan, yakni dari flora dan fauna. Selain motif mengangkat tema kehidupan di alam dalam pemilihan warna pun, batik Tarakan menggunakan bahan-bahan dari alam tidak menggunakan pewarna sintesis. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian alam raya.
Untuk bahan membatik dari alam di antaranya menggunakan kulit bakau, kulit kayu mangga, kulit kayu mahoni, daun ketapang, dan semua tumbu-tumbuhan yang dapat menghasilkan warna natural. Pewarnaan dilakukan oleh pengrajin selain untuk menjaga kelestarian alam juga ingin memanfaatkan sumber alam yang ada.

Senin, 05 Maret 2018

Kerajinan Tas Anyaman Rotan



Kerajinan tas anyaman rotan, tidak hanya didominasi oleh perajin Cirebon. Di daerah Kalimantan Utara tepatnya Kabupaten Malinau, terdapat hasil kerajinan Tas Rotan Malinau yang berbahan alam, halus, buatan tangan langsung, dan memakan waktu pengerjaan berhari-hari.
Tas anyaman rotan ini berasal dari Desa Long Sule, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Dengan ukirannya yang khas Dayak serta memiliki nilai estetika dan seni anyaman yang tinggi. Menyesuaikan perkembangan kreasi seni yang maju pesat, perajin tas anyaman rotan ini mulai mengembangkan berbagai kreatifitas untuk menambah nilai. Diantaranya dengan mengombinasikan motif, menambah nama pemesan dan menerima penyesuaian dari kostumer.

Proses Pembuatan Tas Anyaman Rotan Malinau

Proses pembuatan tas anyaman rotan ini melalui perjalanan yang panjang. Perajin harus mengambil rotan ke dalam hutan dengan menggunakan ketinting (perahu mesin kecil) dan menyusuri sungai jeram. Kemudian sebelum pengambilan rotan, dilakukan pemilihan rotan agar nantinya bisa dianyam. Setelah itu rotan dijemur selama dua hari.

Untuk proses pewarnaan, para perajin menggunakan bahan-bahan pewarna alami yang diambil dari hutan. Berupa daun kalen dan tigang ngaet. Selanjutnya daun tersebut dicampur dengan tanah pilihan, setelah dicampur baru kemudian direbus bersama rotan yang diraut selama dua hari dengan apa yang terus menyala.
Motif dari tas rotan malinau ini bisa bermacam-macam, dan sangat bergantung pada kreatifitas perajin yang membuatnya. Namun motif peninggalan dari nenek moyang mereka masih lebih banyak mendominasi hasil kerajinan anyaman rotan Malinau saat ini.
Karena tingkat kerumitannya, untuk pengerjaan untuk satu tas anyaman kecil bisa membutuhkan waktu hingga 5 hari dan untuk ukuran besar bisa mencapai dua minggu atau bahkan satu bulan.

Peninggalan Orang Tua Jaman Dulu

Dari beberapa perajin didapatkan informasi bahwa keahlian menganyam di Kabupaten Malinau ini merupakan warisan dari orang tua mereka jaman dulu secara turun temurun. Di Malinau, ada anggapan bahwa perempuan di kampung mereka harus bisa menganyam. Kalau tidak bisa menganyam maka akan dianggap seperti laki-laki.
Perempuan di Malinau diajak dan dibesarkan untuk bisa melestarikan kebudayaan kerajinan anyaman rotan ini. Selain sebagai bagian dari tradisi, juga bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan. Rata-rata pendapatan dari membuat tas anyaman rotan ini Rp 2jt dalam sebulan.

Sentra Kerajinan Long Sule dan Long Pipa

Untuk menuju lokasi sentra kerajinan Long Sule dan Long Pipa yang merupakan sentra perajin tas anyaman rotan ini membutuhkan waktu perjalanan selama 1.20 jam dari Ibu Kota Kabupaten Malinau dengan menggunakan pesawat kecil.
Tas rotan Malinau dengan keunikan serta kekhasannya perlahan mulai terkenal dikalangan sendiri, berdasarkan informasi, didapatkan bahwa tas-tas anyaman rotan ini banyak dibeli oleh para pejabat daerah terutama ibu-ibunya. Ditambah dengan mulai berkembangnya kreatifitas dari perajin sehingga bentuk tas anyaman rotan ini tidak lagi hanya bentuk tradisional.

Kerajinan batik Kalimantan Utara

Hasil gambar untuk Gambar batik kalimantan utara  
Kalimantan Utara  provinsi  termuda hasil dari pecahan Kalimantan Timur. Kalimantan Utara memisahkan diri dari Kalimantan Timur karena telah dianggap mampu untuk Berdiri sendiri untuk mengelola daerah kawasannya. Di antara kawasan yang ada di Kalimantan Utara yaitu; Kabupaten Bulungan (selaku provinsi Kalimantan Utara), Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan satu kabupaten baru yang berasal dari Kabupaten Bulungan yang telah mengalami pemekaran adalah Kabupaten Tana Tidung atau yang sering disebut KTT.

Dengan terbentuknya Kalimantan Utara, maka akan tercipta beberapa model khas yang akan menjadi bagian dari Kalimantan Utara, salah satunya adalah Kain Batik Khas Kalimantan Utara. Kain batik Kalimantan Utara ini merupakan hasil dari modifikasi corak Batik Kalimantan Timur dan juga corak batik dari Kalimantan lainnya. Mengapa demikian? Karena Kalimantan Utara sebagai provinsi penutup dari kawasan Kalimantan, maka Kalimantan Utara menyatukan seluruh corak batik kalimantan ke dalam corak batik yang nantinya akan digunakan oleh Kalimantan Utara sebagai media pemersatu.


Berikut adalah Keunggulan Batik Kalimantan Utara:


Batik Kalimantan Utara Sebagai Trending Style

Memiliki Corak yang Beragam
Setiap batik pada dasarnya memiliki corak yang beragam. Hal ini dilatarbelakangi oleh tempat dan gaya selingkung dari masing daerah. Keunggulan dari Batik Kalimantan Utara sebagai Provinsi Termuda terletak pada corak batiknya yang beragam. Beragam maksudnya setiap corak batik Kalimantan secara keseluruhan telah dimodifikasi dalam satu jenis batik Kalimantan Utara yang mana batik ini dikenal dengan sebutan Batik Borneo.

Memiliki Motif  Lebih Halus
Batik Kalimantan Utara memiliki motif yang lebih halus dari motif batik lainnya. Melalui beberapa tahapan dan proses yang panjang. Kain batik borneo ini juga pada saat pembuatannya dan pengolahan bahan tidak semerta-merta langsung siap di buat, namun ada beberapa hal yang mesti diperhatikan yaitu mengenai jenis kain atau media pembuatan batiknya. Kain yang digunakan adalah kain yang memiliki kualitas tinggi.


Memiliki Tekstur yang Dingin
Kain batik Kalimantan Utara ini juga selain motifnya yang halus, ia juga memiliki tekstur yang dingin. Sehingga pada saat digunakan kita akan merasa nyaman dan adem sepanjang hari. Kenyamanan dalam menggunakan pakaian adalah hal yang utama.

Memiliki Filosofi Tinggi
Dalam corak dan motif batik, seharusnya memiliki nilai dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Dalam batik Kalimantan Utara (batik borneo) ini memiliki banyak corak yang berupa logo dan simbol yang mengisyaratkan tentang keberadaan etnis dan budaya yang ada di Kalimantan. Dengan adanya penggambaran dalam bentuk motif batik akan lebih memperkaya khasanah budaya Kalimantan yang nantinya akan menjadi trending style di tahun 2015.

Sekian ulasan singkat dari Keunggulan Kain Batik Borneo Kalimantan Utara. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda. Dan juga Bisa Menjadi referensi tambahan buat Anda.

Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara

RUMAH ADAT BALOY KALIMANTAN UTARA Rumah adat terkenal dari masyarakat Kalimantan Utara disebut Rumah Baloy. Rumah adat ...